GlobalSulbar.com, Bone – Pj Gubernur Sulbar, Bahtiar Baharuddin berkunjung ke lokasi Budidaya Kepiting Payau, di Desa Pallime Kecamatan Cenrana, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Sabtu 3 Agustus 2024.
Pada kunjungan itu, Bahtiar didampingi Kadis Kelautan dan Perikanan, Suyuti Marzuki, serta asisten III bidang Adminiatrasi Umum, Amujib, beserta Kadis Sosial, Abdul Wahab.
Bahtiar mengatakan, kedatangan mereka di lokasi tersebut untuk bertemu langsung dengan para warga yang berprofesi sebagai pembudidaya kepiting, lantaran daerah yang sedang dipimpinnya saat ini memiliki lahan manggrove yang cukup luas.
Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Sulbar, jumlah lahan yang ditumbuhi pohon bakau di Sulawesi Barat dalam ekosistem mangrove seluas 3.324 hektare terdiri dari 527 hektare di dalam kawasan hutan dan 2.797 hektare di luar kawasan hutan.
Lebih jauh, ia menjelaskan, walaupun memiliki lahan yang luas namun belum dimanfaatkan secara maksimal oleh warga Sulbar.
Olehnya, melalui Dinas Kelautan dan Perikanan, Pemprov Sulbar akan mendorong lahan tersebut agar dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Pentingnya pemanfaatan kawasan Mangrove di Sulbar akan dimanfaatkan oleh nelayan pada musim hujan.
Bahtiar menyebut, jika pada musim hujan maka nelayan Sulbar tidak bisa beraktivitas untuk mencari ikan di laut lepas karena faktor cuaca.
Sehingga, memanfaatkan kawasan mangrove untuk memelihara kepiting bayau adalah solusi yang tepat bagi nelayan.
Pada kesempatan itu juga, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Suyuti Marzuki mengatakan, pihaknya telah mendata kawasan manggrove yang akan digunakan untuk melepas kepiting payau yang didapatkan dari kawasan budidaya kepiting payau di Bone.
“Ini saya telah membawa kepiting bakau dari Bone. Lumayan untuk memulai pemanfaatan kawasan mangrove di Sulbar,” katanya
Suyuti mengungkapkan, sepulang dari Kabupaten Bone, Sulsel pihaknya akan mendata kawasan yang akan digunakan untuk melepas kepiting payau.
Atas arahan Pj Gubernur Sulbar, lanjut Suyuti, dalam waktu dekat ini, pihaknya bakal melepas secara besar besaran kepiting payau di Sulbar.
“Ini dalam jumlah banyak. Supaya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Ini selalu menjadi perhatian Pj Gubernur”,
“Insya Allah, melalui pengalaman pengalaman spesifik di sini akan kami kembangkan di Sulawesi Barat karena secara geografis memiliki kemiripan dengan Sulbar”,
“Panjang pantai 612 KM, senentara sekitar 300 KM adalah kawasan Manggrove. Kita akan tebar bibit kepiting bakau. Mudah mudahan program Pj Gubernur ini dapat menjawab ketahanan pangan di Indonesia,” papar Suyuti
Menurut Suyuti, ekosistem mangrove merupakan peran penting sebagai habitat utama bagi kepiting bakau. Selain dapat mempercepat masa panen kepiting juga dapat berkembang lebih cepat dan banyak.
“Dan di Sulbar adalah surga bagi kepiting bakau”, tutupnya
Seperti diketahui kepiting bakau adalah salah satu komoditas perikanan yang memiliki potensi sebagai penyangga kehidupan masyarakat terutama bagi nelayan skala kecil.
(Kalam)
***