Forpema, Soroti Batas Zonasi Nelayan di Mamuju

GlobalSulbar.com, Mamuju – Forum Pemuda Manakarra (Forpema) menyoroti batas zonasi tangkap ikan antara nelayan modern dengan nelayan tradisional di Kabupaten Mamuju, Sulbar.

Menurut, Koordinator Forpema Tambi, Afrizal, mengatakan, “Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki lautan yang luas dan di kelilingi oleh ribuan Pulau, yang membentang dari sabang sampai merauke. Seperti halnya di Mamuju Provinsi Sulawesi Barat, tempat yang memiliki perairan yang luas, pulau dan juga beberapa sumber daya lautnya yang melimpah”

“Namun sumber daya laut ini menjadi polemik antar nelayan modern dan nelayan tradisional dari tahun ke tahun, pasalnya nelayan tradisional sedikit mengeluh terkait batas zonasi tangkap ikan yang dilakukan oleh nelayan modern, apalagi nelayan tradisional di Mamuju cukup banyak yang tersebar mulai dari Tambi, Desa Bambu sampai Kecamatan Kalukku” kata Afrizal saat dihubungi via WhatsAAp, Senin, (10/4).

Ia mengungkapkan, “Adapun beberapa dampak utama yang ditimbulkan yakni, berkurangnya hasil tangkapan nelayan Tradisional akibat dari aktifitas nelayan modern yang notabene memiliki jaring yang besar yang mampu menangkap ikan sampai hitungan ton, hal ini bahkan sudah menjadi polemik dari tahun ketahun” ungkapnya

Dirinya juga menambahkan, “Bahkan 2017 silam hal ini sudah di sampaikan kepada dinas provinsi Sulawesi Barat namun belum mendapatkan tanggapan yang khusus dengan bukti nelayan modern masih saja melakukan aktifitas menangkap ikan dengan jarak yang cukup dekat dengan rompon yang paling pinggir sekitar kurang lebih 2 Mil dari pesisir pantai” tambahnya

(Kalam)

Pos terkait